jika kita tidak dapat belajar dari kegagalan yang pertama,
jika kita tidak dapat bangkit dari kegagalan yang pertama,
itulah sebenar-benarnya kegagalan.
pak supry
Selasa, 04 Mei 2010
Jumat, 12 Februari 2010
Sabtu, 16 Januari 2010
tentang hari itu
ada bagian yang hilang dari hari ini, yaitu jati diri. berusaha merangkak, mencoba mencari dari kenangan. mungkin menyakitkan, tapi tak ada yang tahu bahwa hati ini muak dengan semua rutinitas.
aku ining, mencari arti yang hilang, dalam bingkai yang telah retak, namun yang ada, hanya daun yang berguguran ke danau, dan angin yang menyeruk tajam menghembuskan kenangn bahwa saat inipun akan jadi kenangan.
"jika hari ini kau sakit mengingat kenangan, kau tak akan buat hari ini menyakitkan untuk menjadi kenangan menyakitkan dimasa depan?" bisik angin..
dan aku hanya diam, untuk akhirnya kutangisi hari, dan ku maknai pagi.
kapan dia kembali?...
waktu yang akan menjawabnya..
aku ining, mencari arti yang hilang, dalam bingkai yang telah retak, namun yang ada, hanya daun yang berguguran ke danau, dan angin yang menyeruk tajam menghembuskan kenangn bahwa saat inipun akan jadi kenangan.
"jika hari ini kau sakit mengingat kenangan, kau tak akan buat hari ini menyakitkan untuk menjadi kenangan menyakitkan dimasa depan?" bisik angin..
dan aku hanya diam, untuk akhirnya kutangisi hari, dan ku maknai pagi.
kapan dia kembali?...
waktu yang akan menjawabnya..
eksistensi
karakter seseorang adalah ciri dan bukti eksistensi dari seseorang, dihilangkan susah.. . tak ada yang salah dari karakter seseorang, yang ada hanyalah pemikiran setiap manusia yang tidak sama, jadi ketidak cocokan yang kemudian mempersalahkan itu...
potongan-potongan
Tentang dunia ada banyak hal yang menjadi penting karena perbedaan. Oh langit, air mata menggeser ribuan kata yang terencana ini.
Masih saja sunyi yang hadir. Meski inginku meluap tanpa kendali, untuk bercerita padamu, tentang bungkusan rindu yang masih serupa warna-warni langit. Rindu dan dendam dalam mimpi.
Lalu seribu kunang-kunang datang melesatkan sesuatu yang pernah lepas. Dan terlukai menjadi bangkai. Pada jejak waktu yang tandus, pada tanah basah yang kering.
Dan pada jeda waktu yang terinterferensi minimum, aku masih tetap tak mau bangun dari mimpi buruk. Padahal aku tahu kenyataan masih menawarkan kerasionalannya. Tapi aku hanya diam…
Masih saja sunyi yang hadir. Meski inginku meluap tanpa kendali, untuk bercerita padamu, tentang bungkusan rindu yang masih serupa warna-warni langit. Rindu dan dendam dalam mimpi.
Lalu seribu kunang-kunang datang melesatkan sesuatu yang pernah lepas. Dan terlukai menjadi bangkai. Pada jejak waktu yang tandus, pada tanah basah yang kering.
Dan pada jeda waktu yang terinterferensi minimum, aku masih tetap tak mau bangun dari mimpi buruk. Padahal aku tahu kenyataan masih menawarkan kerasionalannya. Tapi aku hanya diam…
Langganan:
Postingan
(
Atom
)