"Lebih baik mempersiapkan semua dengan baik, daripada bertemu banyak masalah di negeri orang"
Saya belum bisa di bilang seorang backpacker, lebih pastas di bilang
traveller, karena beberapa kali pergi ke beberapa negara ada acara
tertentu, dan nyambi jalan-jalan. Saya juga bukan yang sudah pergi ke
banyak sekali negara. Tapi, saya cukup banyak belajar dari setiap
perjalanan yang sudah saya lakukan.
Saya terpikir untuk membuat tulisan
ini karena kemarin ketika saya melakukan check in, ada 3 counter yang di
buka. Tapi antrian sudah sangat panjang di belakang. Dengan wajah
orang-orang yang hampir mengamuk di belakang.
Saya check in di
bandara KLIA, dan kebetulan saya dapat antrian ke 3. 2 orang di depan
saya dan termasuk saya diperbolehkan check in terlebih dahulu ketiga
counter yang ada. Saya harus berdiri sekitar 10 menit atau mungkin
lebih, bukan karena saya yang bermasalah, tapi system di counter saya
tetiba rusak. Jadinya saya harus menunggu.
Dan masalah terjadi di dua
counter yang lain.
Yang satu counter, terlihat 2 orang check in
(pasangan suami istri), dengan membawa 2 luggages besar. Mereka tidak
boleh check in karena overload. Dan terkadang aturan cabin jelas hanya
bisa 7 kilo saja. Ketika mereka berusaha mengurangi isi bagasi mereka,
artinya bawaan cabin mereka jadi banyak dan overload juga.
Di
counter yang satu lagi, berdirilah bapak-bapak membawa 3 luggage tidak
terlalu besar. Dan mungkin tidak berat. Tapi aturan dari maskapai yang
akan kami tumpangi untuk ekonomi saver hanya memperbolehkan bawa bagasi 1
saya tidak lebih dari 23 kg. Untuk ekonomi value, diperbolehkan bawa 2
bagasi dan masing-masing tidak boleh lebih dari 2 kg juga. Sengotot
apapun kita, penjaga counter tidak terima karena itu aturan.
Mereka kebingungan, karena membayar tambahan pastilah mahal banget. Tapi
merayu mbak/mas counter pun tidak di izinkan. Saya melihat kebelakang
dan melihat banyak muka suram dan marah. Bayangkan chaos di buat oleh
satu atau dua orang, dan berakibat ke banyak orang.
Setiap
maskapai mungkin punya aturan masing-masing. Aturan transit, aturan
bagasi allowance yang berbeda. Cabin allowance juga berbeda-beda. Yang
penting mau baca saja. Mau pusing mencari, membandingkan. Juga setiap
negara punya aturan apa-apa saya yang boleh dibawa dan tidak. Berapa
banyak rokok yang diperbolehkan, ada yang tidak memperbolehkan bawa
daging, buah-buahan. Daripada rugi uang di denda, kena pajak, mending
cari tahu dulu sebelum pergi.
Ada mungkin kalanya kita lolos
dari random check, di lain hari kita kena random check. Males banget
emang baca semuanya aturan-aturan yang ada. Setiap negara punya aturan
yang berbeda. Tapi lebih baik bersiap dari pada dapat masalah di negara
orang.
"Kalau pergi dengan lancar, bukan hanya tenang untuk
kita. Tapi juga tidak jadi masalah untuk orang lain. Masalah travelling
itu macem-macem. Di negara ini begini, di negara itu begitu. Kita lihat
foto orang-orang yang bagus-bagus, kemana-mana, tapi ketahuilah dibalik
foto-foto yang bagus itu ada banyak perjuangan yang harus di lalui.
Searching banyak informasi. Ada setumpuk pengalaman yang harus di
pelajari, di interospeksi. Kalau kita sudah bisa mengatasi hal-hal yang
remeh temeh di travelling kita yang pertama, di travelling yang
dekat-dekat, pasti kesempatan akan datang lagi kepada kita untuk
mengajak kita pergi ke yang lebih jauh, pergi ke tempat yang lebih
bagus, dan mungkin dengan masalah yang lebih banyak. Hidup kan begitu."
Ibarat kalau kita mau pakai sepatu kaca, pastilah tidak dibisa dipakai ke gunung.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar